Jenis-jenis Alat Ukur yang Harus Diketahui oleh AHLI K3 (Safety Officer)
Jenis-jenis Alat Ukur yang Harus Diketahui oleh Ahli K3 (Safety Officer)
Ahli K3 perannya sangat penting dalam menjaga budaya keamanan kerja (safety culture) di suatu perusahaan. Berbagai alat bantu dipergunakan guna mempermudah tugasnya dalam menjaga keselamatan para pekerja. Setidaknya ada 6 jenis alat ukur yang dapat membantu seorang Ahli K3 dalam bekerja. Diantaranya :
1. Gas Detector
Ada beberapa perusahaan yang menggunakan bahan kimia tertentu atau dalam proses produksinya menghasilkan gas berbahaya. Untuk menjaga keselamatan para pekerjanya tentu dibutuhkan sistem deteksi gas (gas detector) yang mampu menghitung paparan gas dalam ruangan sebelum dimasuki oleh pekerja. Pabrik gula, produsen bahan kimia dan produsen makanan minuman memerlukan sistem deteksi gas (gas detector) ini dikarenakan ada beberapa bahan kimia yang digunakan atau dihasilkan selama operasional pabrik. Ada jenis detector gas portable yang memungkinkan mengetahui konsentrasi gas berbahaya secara instan, on the spot dan tanpa perlu membawa data atau samplenya ke laboratorium.
2. Stack Dust Sampler
Untuk melakukan pemantauan kualitas udara emisi dari cerobong pabrik/ industri, perlu suatu perangkat peralatan khusus yang dapat mengambil sample debu emisi secara representatif. Alat pengambil sample debu emisi tersebut dinamakan Stack Dust Sampler, dan kini telah dapat dibuat di dalam negeri. Stack Dust Sampler adalah suatu perangkat peralatan yang berguna untuk pengambilan sample debu atau partikulat yang mengandung logam-logam berat seperti Pb, Cd, As, Sb, Zn, Cr dan Tl ( Tellurium) yang keluar dari cerobong pabrik (stack/ chimney). Sistem pengambilan debu/ partikulat tersebut berdasarkan kepada sistem filtrasi oleh kertas penangkap debu emisi. Konsentrasi/ kadar debu dapat ditentukan secara gravimetri dan konsentrasi masing-masing logam berat tersebut di atas dapat ditentukan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) setelah debu yang ada di kertas filter dilarutkan dalam asam mineral seperti HNO3 pekat. Jika konsentrasi debu melebihi ambang batas aman maka bisa membahayakan para pekerja di lingkungan tersebut.
3. UV Radio Meter
Radiasi UV adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang 180 nanometer sampai 400 nanometer. Radiasi UV dapat dibagi menjadi “Mendekati UV” (panjang gelombang: 380–200 nm) dan “UV vakum (200–10 nm)”. Dalam pembicaraan mengenai pengaruh radiasi UV terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, jarak panjang gelombang sering dibagi lagi kepada UVA (380–315 nm), yang juga disebut “Gelombang Panjang” atau “blacklight”; UVB (315–280 nm), yang juga disebut “Gelombang Medium” (Medium Wave); dan UVC (280-10 nm), juga disebut “Gelombang Pendek” (Short Wave). Istilah ultravioleht artinya adalah “Melebihi Ungu”, sedangkan kata ungu merupakan warna panjang gelombang paling pendek dari cahaya sinar.
Di tempat-tempat kerja yang menggunakan dapur pembakar, tanur peleburan logam atau terdapat pengelasan dengan busur listrik akan terjadi pemajanan radiasi UV terhadap para pekerja yang berada didekatnya.Radiasi UV yang memajan melebihi batas pada seorang pekerja akan dapat mengakibatkan radang selaput mata (conjunctivitis photoelectric).
Untuk mengetahui secara pasti berapa mW/cm2, radiasi UV yang memajan pekerja, maka perlu dilakukan pengukuran dengan UV Radiometer sebagaimana ditunjukkan gambar di bawah ini.
Hasil pengukuran tersebut kemudian dibandingkan dengan lampiran I Permenakertrans No. Per 13/MEN/2011. Jika hasil pengukuran lebih besar dari yang diperkenankan maka pengurus perlu melakukan pengendalian berupa metode rekayasa teknik (engineering control), sebagai contoh pemasangan shielding atau pengaturan jarak, tetapi kalau belum berhasil maka disarankan untuk menerapkan metode pengendalian administratif berupa pengaturan waktu pemajanan jika memungkinkan, tetapi kalau belum berhasil juga maka pengurus wajib menyediakan alat pelindung diri bagi pekerja yang bersangkutan yaitu shield face atau kacamata gelap dan apron dari kulit.
4. Vibration Meter
VIBRATION TESTER dan VIBRATION METER dapat diartikan sebagai sebuah perangkat atau alat yang digunakan untuk mengukur gerakan bolak-balik dari komponen mekanik dari suatu mesin sebagai reaksi dari adanya gaya dalam(gaya yang dihasilkan oleh mesin tersebut) maupun gaya luar (gaya yang berasal dari luar atau sekitar mesin).
Dari beberapa tester di bawah ini perangkat analisis VIBRATION TESTER atau VIBRATION PEN ini terbagi dalam beberapa tipe yaitu:
Sensor Getaran, Secara konseptual, sensor getaran berfungsi untuk mengubah besar signal getaran fisik menjadi sinyal getaran analog dalam besaran listrik dan pada umumnya berbentuk tegangan listrik.
Dinamic Signal Analizer (DSA), merupakan getaran mesin dalam kombinasi kompleks dari sinyal yang berasal dari berbagai sumber getaran mesin didalam mesin.
Adapun yang menjadi dasar dalam pengukuran di lihat dari parameternya dalam melakukan pengukuran atau VIBRATION TESTING yaitu : Displacement, Velocity dan Acceleration
5. Heat Stress Monitor
Pada lokasi kerja yang dekat dengan sumber panas seperti boiler, tungku pembakaran dan sebagainya, memiliki resiko tinggi akan keselamatan pekerja. Mereka bisa mengalami kejang bahkan pingsan karena temperatur lokasi kerja di atas ambang batas. Untuk mengetahui beban panas yang diterima tubuh maka dibutuhkan heat stress monitor.
6. Sound Level Meter
Sound Level Meter ialah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kebisingan, suara yang tak dikehendaki, atau yang dapat menyebabkan rasa sakit ditelinga. Sound level meter biasanya digunakan di lingkungan kerja seperti, industri penerbangan dan sebagainya.
Sound Level Meter berfungsi untuk mengukur kebisingan antara 30-130 dB dalam satuan dBA dari frekuensi antara 20-20.000Hz.
Cara Menggunakan/Mengukur :
a. Pilih selektor pada posisi fast untuk jenis kebisingan continue/berkelanjutan, selektor pada posisi slow untuk jenis kebisingan impulsif/ terputus-putus.
b. Pilih selektor range intensitas kebisingan.
c. Tentukan area pengukuran.
d. Setiap area pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit dengan kurang lebih 6 kali pembacaan. Hasil pengukuran yaitu angka yang ditunjukkan pada monitor.
e. Tulis hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan (Lek)
{Lek = 10 log 1/n (10 L1/10+10L2/10+10L3/10+….) dBA}.
Tingkat Ketelitian : Pengukuran berkisar dari 26dB (A).
Cara Membaca Skala dan Hasil :
a. Tekan tombol ON untuk mengaktifkannya.
b. Sebelum pengukuran test suara, putar tombol penyetel untuk menentukan tingkat tekanan suara. Misalnya 70-80 dB, 70 berada pada garis tebal atas sebelah kiri (0) dan 80 pada garis tebal atas sebelah kanan ( 10 ). Pada sound level meter tipe S2A memiliki 10 skala, dan skala terluar (0) berupa garis skala berwarna merah.
c. Pada pembacaan meter ini, jika jarum penunjuk skala bergerak ke kanan maka hasilnya positive (+) dan ke kiri hasilnya negative (-).
d. baca hasil pengukuran pada sound level meter secara langsung.
e. Tulis hasil pengukuran.
f. Setelah pengukuran, matikan tombol ON ke OFF.
Bagian-bagian :
Microphone.
Display.
Alarm LED.
Weighting key.
Fast/Slow key.
Up/Save key.
Down/Read key.
Function Key.
Max hold key.
Power key.
Delete/Menu.
Cal adjusting.
Jack for RS-232C interface.
Jack for AC.
Battery.
Untuk pemesanan berbagai alat ukur di atas silahkan hubungi :
HP/WA : 0852 3311 1221 & 0852 340 89 809
Tlp.Kantor : 0341-578742